Search This Blog
Thursday, April 7, 2011
Para Penemu & Penemuan ELEKTRON
Fisikawan Jerman Johann Wilhelm
Hittorf melakukan kajian
mengenai konduktivitas listrik
dalam gas. Pada tahun 1869, ia
menemukan sebuah pancaran
yang dipancarkan dari katoda yang ukurannya meningkat
seiring dengan menurunnya
tekanan gas. Pada tahun 1876,
fisikawan Jerman Eugen Goldstein menunjukkan bahwa sinar
pancaran ini menghasilkan
bayangnya, dan ia menamakannya sinar katoda.Semasa tahun 1870-an, kimiawan
dan fisikawan Inggris William Crookes mengembangkan tabung katoda pertama yang vakum.Ia kemudian menunjukkan sinar
berpendar yang tampak di dalam
tabung tersebut membawa
energi dan bergerak dari katoda
ke anoda. Lebih jauh lagi, menggunakan medan magnetik,
ia dapat membelokkan sinar
tersebut dan
mendemonstrasikan bahwa
berkas ini berperilaku seolah- olah ia bermuatan negatif.Pada tahun 1879, ia mengajukan
bahwa sifat-sifat ini dapat
dijelaskan menggunakan apa
yang ia istilahkan sebagai 'materi
radian' (radiant matter). Ia
mengajukan ini adalah keadaan materi keempat, yang terdiri dari molekul-molekul bermuatan negatif yang diproyeksikan
dengan kecepatan tinggi dari katoda.Fisikawan Britania kelahiran
Jerman Arthur Schuster
memperluas eksperimen Crookes
dengan memasang dua pelat
logam secara paralel terhadap
sinar katoda dan memberikan potensial listrik antara dua pelat
tersebut. Medan ini kemudian
membelokkan sinar menuju pelat
bermuatan positif, memberikan
bukti lebih jauh bahwa sinar ini
mengandung muatan negatif. Dengan mengukur jumlah
pembelokkan sinar sesuai dengan arus listrik yang diberikan, pada tahun 1890, Schuster berhasil
memperkirakan rasio massa
terhadap muatan komponen-
komponen sinar. Namun,
perhitungan ini menghasilkan nilai
yang seribu kali lebih besar daripada yang diperkirakan,
sehingga perhitungan ini tidak dipercayai pada saat itu.Pada tahun 1896, fisikawan
Britania J. J. Thomson, bersama dengan koleganya John S. Townsend dan H. A. Wilson,melakukan eksperimen yang
mengindikasikan bahwa sinar
katoda benar-benar merupakan
partikel baru dan bukanlah
gelombang, atom, ataupun
molekul seperti yang dipercayai sebelumnya. Thomson membuat
perkiraan yang cukup baik dalam
menentukan muatan e dan
massa m, dan menemukan bahwa
partikel sinar katoda, yang ia
sebut "corpuscles" mungkin bermassa seperseribu massa ion
terkecil yang pernah diketahui (hidrogen).Ia menunjukkan bahwa rasio massa terhadap
muatan, e/m, tidak tergantung
pada material katoda. Ia lebih
jauh lagi menunjukkan bahwa
partikel bermuatan negatif yang
dihasilkan oleh bahan-bahan radioaktif, bahan-bahan yang
dipanaskan, atau bahan-bahan
yang berpendar bersifat universal.Nama elektron kemudian diajukan untuk
menamakan partikel ini oleh
fisikawan Irlandia George F.
Fitzgerald, dan seterusnya
mendapatkan penerimaan yang universal.Manakala sedang mengkaji
mineral fluoresens pada tahun
1896, fisikawan Perancis Henri Becquerel menemukan bahwa mineral tersebut memancarkan
radiasi tanpa terpapar dengan
sumber energi eksternal. Bahan radioaktif ini menarik perhatian banyak ilmuwan, meliputi ilmuwan Selandia Baru Ernest Rutherford yang menemukan bahwa partikel
ini memancarkan partikel. Ia
melabelkan partikel ini sebagai partikel alfa dan partikel beta berdasarkan kemampuannya menembus materi.Pada tahun 1900, Becquerel
menunjukkan bahwa emisi sinar
beta oleh radium dapat dibelokkan oleh medan listrik,
dan rasio massa terhadap
muatannya adalah sama dengan
rasio massa terhadap muatan sinar katoda.Bukti ini menguatkan pandangan bahwa
elektron merupakan komponen atom.Muatan elektron kemudian
diukur lebih seksama lagi oleh
fisikawan Amerika Robert Millikan dalam Percobaan tetesan minyak pada tahun 1909. Hasil
percobaan ini dipublikasikan pada
tahun 1911. Percobaan ini
menggunakan medan listrik
untuk mencegah tetesan minyak
bermuatan jatuh sebagai akibat dari gravitasi. Peralatan yang
digunakan dalam percobaan ini
dapat mengukur muatan listrik
dari 1–150 ion dengan batas kesalahan kurang dari 0,3%. Percobaan yang mirip dengan
percobaan Millikan sebelumnya
telah dilakukan oleh Thomson,
menggunakan tetesan awan air
bermuatan yang dihasilkan dari elektrolisis,dan oleh Abram Ioffe pada tahun 1911, yang
secara independen mendapatkan
hasil yang sama dengan Millikan
menggunakan mikropartikel
logam bermuatan. Ia
mempublikasikan hasil percobaannya pada tahun 1913.Namun, tetesan minyak lebih stabil daripada tetesan air
karena laju penguapan minyak
yang lebih lambat, sehingga lebih
cocok digunakan untuk
percobaan dalam periode waktu yang lama.Sekitar permulaan abad ke-20,
ditemukan bahwa di bawah
kondisi tertentu, partikel
bermuatan yang bergerak cepat
dapat menyebabkan kondensasi
uap air yang lewat jenuh di sepanjang lintasan partikel
tersebut. pada tahun 1911, Charles Wilson menggunakan prinsip ini untuk membangun bilik
kabut, mengijikan pelacakan
partikel-partikel bermuatan
seperti elektron yang bergerak cepat untuk difoto.
Sumber : Wikipedia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment